Kemampuan inderanya belumlah sempurna. Belum banyak yang dapat ia lakukan. Lalu bagaimana bisa bermain-main dengannya?
Penglihatan dan Pendengaran Terbatas
Kemampuan penglihatan dan pendengaran bayi baru lahir hingga usia 40 hari memang masih terbatas. Mereka umumnya hanya bisa menatap, mengeluarkan suara-suara - untuk menggambarkan apa yang ia rasakan - tetapi belum melakukan respon timbal balik.
Bayi baru lahir juga belum dapat memegang, melainkan baru sampai pada tahap refleks menggenggam. Ketika diselipkan jari ke tangannya, maka ia akan menggenggamnya. Itu berarti, kalau Moms or Dads secara sengaja menyodorkan mainan untuk dipegangnya, ia belum mampu melakukannya.
Gambar Geometris dan Hitam Putih
Meski demikian, bukan berarti bayi baru lahir tidak diberikan stimulasi apa-apa. Hanya saja, cara menstimulasinya harus disesuaikan dengan usia dan kemampuan bayi.
Karena kemampuan penginderaan bayi yang masih sangat terbatas, penting sekali untuk diingat, jangan memberikan bayi mainan yang macam-macam. Misalnya saja mainan yang berwarna-warni dengan berbagai macam bentuk, bahkan dengan suara yang hingar bingar.
Percuma saja, karena bayi pada usia ini belumlah sesuai diberikan mainan yang seperti itu. Selain belum bisa memegang, jarak pandang dan pendengaran bayi terbatas, belum dapat melihat warna, serta belum mampu menerima rangsang yang terlalu kuat.
“Untuk melatih penglihatan, akan lebih mudah bagi bayi baru lahir bila diberikan mainan atau gambar yang bentuknya masih geometris saja seperti segitiga, lingkaran, persegi. Warnanya pun tidak yang berwarna-warni tapi hitam putih saja,” buka Dra. Mayke S. Tedjasaputra, M.Si, seorang psikolog dan play therapist dari Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia.
Alasan di Balik Warna Hitam Putih
Mengapa bentuk geometris dan warna hitam putih? Mayke menambahkan, menurut hasil penelitian ahli perkembangan anak, diperkirakan karena awal rangsang pertama bagi bayi adalah ibu. Mereka sangat mudah untuk mengenali kontur wajah ibu yang bundar atau bulat. Bayi-bayi yang terlalu muda belum bisa melihat bentuk yang terlalu majemuk, melainkan bentuk yang sederhana saja.
Selain bentuk geometris, warna yang dikenalkan ke bayi terbatas pada hitam dan putih saja. Mengapa? Karena mereka belum bisa mengenal warna, ketika Moms memperlihatkan gambar geometris berwarna hitam, bayi akan fokus dan lebih lama melihatnya. Itu pertanda bahwa bayi terstimulasi oleh warna yang solid.
Hindari Menggantung Mainan
Moms bisa mengreasikan mainan kreatif untuk bayi newborn dalam bentuk potongan-potongan kertas karton berwarna hitam putih dengan bentuk geometris. Tempelkan potongan-potongan kertas karton tersebut di dinding yang mudah dilihat si kecil.
Hindari menggantung mainan yang dapat berputar di atas dan mengeluarkan suara nyaring. Dikhawatirkan, orangtua akan selalu mengandalkan mainan tersebut agar dapat membuat bayinya anteng. Padahal, justru hal tersebut dapat mengganggu indera pendengaran bayi yang masih sangat sensitif.
“Untuk menstimulasi pendengaran, lebih baik bayi diperdengarkan dengan mainan yang suaranya lembut, tidak hingar bingar atau bertekanan tinggi,” jelas Psikolog yang juga berpraktek di Pusat Layanan dan Tumbuh Kembang Anak, Kancil, Jakarta ini.
Mainan Berwarna di Atas Usia 3 bulan
Menjelang usia 2 - 3 bulan barulah bayi bisa merespon. Ketika Moms mengajak berbicara, dia akan balik bersuara. Kalau sebelumnya respon bayi tidak timbal balik, kini ia mulai mengeluarkan nada-nada suara yang berbeda. Coba perhatikan! Seorang ahli psikologi kognitif, Jean Piaget mengatakan bahwa bayi baru dapat bermain dan merespon ketika usianya di atas 3 bulan. Di sinilah Anda mulai dapat mengenalkan mainan dengan aneka warna dan bentuk.
Ibuku ‘Mainanku’
Karena masih terbatasnya alat permainan yang dapat digunakan oleh bayi baru lahir,
maka satu-satunya ‘mainan’ mereka adalah ibunya sendiri. Ibu mengajaknya berbicara, ngobrol, bernyanyi, dan setiap momen apapun dapat dijadikan sebagai acara bermain. Misalkan, saat menyusui, saat memandikan, saat memijat, dan lain sebagainya.
“Jangan mengira kalau bayi belum mengerti apapun. Padahal sebetulnya di sinilah ia belajar bahwa misalnya, jika ia mengeluarkan suara tertentu, ibunya juga akan bersuara, itu satu bentuk respon yang bayi terima. Dari situlah kemudian bayi akan belajar bahwa ada orang-orang yang memerhatikannya. Di sinilah pentingnya interaksi,” sambung Mayke.
Moms juga bisa bereksperimen dengan bahan-bahan sederhana yang bisa didapatkan di rumah. Isi beberapa botol kosong yang sudah dibersihkan, masing-masing berisi beras, kacang hijau, dan kancing. Sambil mengajaknya berbicara, kocok-kocok botol tersebut, maka akan muncul suara-suara yang berbeda.
“Anak bisa membedakan suara. Disinilah kepekaan anak dilatih,” tambah Mayke lagi.
Apa yang terjadi jika si kecil kurang mendapat stimulasi dini? “Dikhawatirkan, jika anak tidak dibiasakan untuk sigap, peduli dengan apa yang ada di sekelilingnya, kelak ia menjadi anak yang kurang proaktif, cenderung pasif dan tidak tertarik untuk mencari sesuatu yang baru,” tutup Mayke.
Yuk, Moms, ajak bermain bayi newborn Anda. Cukup dengan hal-hal sederhana yang mudah didapat di sekitar kita serta lakukan interaksi yang intens dengan si kecil.(Okezone)
0 comments:
Post a Comment