Aksi yang diklaim panitia mencapai 50 ribu mahasiswa, dosen dan pendukung ini berakhir ricuh ketika sekelompok kecil mahasiswa terlibat bentrokan dengan polisi. Demonstran juga menyerang markas Partai Konservatif, partai berkuasa di Inggris saat ini.
The Associated Press melaporkan, demonstrasi ini menolak rencana kenaikan biaya kuliah menjadi 9.000 poundsterling per tahun, tiga kali jumlah rata-rata saat ini. Demonstrasi pun merebak, diduga yang terbesar di era pemerintahan Konservatif ini.
Massa bergerak menuju Menara Millbank, markas Partai Konservatif. Beberapa orang di antara mereka memecahkan kaca gedung pencakar langit itu.
Pekerja gedung harus dievakuasi karena sejumlah demonstrasi memasuki lobi, mengacak-acak apa saja yang ditemui mulai dari kamera CCTV sampai melakukan grafiti yang mendesak Partai Konservatif mundur dari pemerintahan. Sementara di luar gedung, polisi sibuk pula meladeni massa yang berorasi dan membentangkan plakat aksi.
"Kami menghancurkan gedung ini sama seperti mereka menghancurkan kesempatan kami memperoleh pendidikan lebih tinggi," kata Corin Parkin (20 tahun), mahasiswa Universitas Kota London, dilansir The Associated Press.
Kericuhan ini membuat setidaknya delapan orang termasuk polisi harus diantar ke rumah sakit karena luka ringan.
Panitia aksi mengutuk kekerasan ini. Sally Hunt, Sekretaris Jenderal Persatuan Universitas dan Perguruan Tinggi, mengatakan "itu aksi minoritas, di luar 50.000 orang, tak bisa dimaafkan."
Dan seperti kata Hunt, aksi massa mayoritas memang berjalan damai. "Saya di sini karena ini penting bagi mahasiswa untuk berdiri dan meneriakkan apa yang sedang terjadi," kata Anna Tennant-Siren, seorang mahasiswa dari University of Ulster di Coleraine. "Politisi sepertinya tidak peduli," katanya. "Mereka seharusnya mendapat uang dari orang yang menghasilkan gaji, bukan dari mahasiswa yang tak punya uang."
Frances O'Grady, dari Kongres Serikat Pekerja, mengatakan kenaikan biaya kuliah akan memunculkan perguruan tinggi "bukan tempat anak muda dari latar belakang biasa." "Ini cara mengubah perguruan tinggi dan universitas menjadi tempat sekolah si kaya," katanya.
Partai Demokrat Liberal, bagian dari koalisi pemerintahan saat ini, saat kampanye sudah berjanji akan menghapus biaya kuliah. Perdana Menteri Inggris saat ini, David Cameron, dan banyak elite pemerintahan saat ini dulunya mendapatkan pendidikan universitas secara gratis.
Biaya kuliah dikenakan pertama kali saat Perdana Menteri Tony Blair berkuasa pada 1997. Skotlandia telah menghapus biaya kuliah pada tahun 2000, namun kebanyakan negara bagian di bawah Inggris Raya masih mengenakannya.(Vivanews)
0 comments:
Post a Comment