Sungguh di
negeri ini berlaku hukum rimba, siapa yang kuat maka dialah yang
berkuasa. Kuat lebih dalam pengertian kuat secara finansial, menguasai
sumber-sumber keuangan yang bisa mengatur jalannya roda ekonomi dan
politik. Pemberlakuan pajak bagi pemilik warung nasi yang sedianya akan
dilakukan pada Januari 2011 bukan hanya mendapat kritikan dari para
pemilik warteg. Bahkan ada seorang pemilik warung nasi yang menjual
makanan soto babat Betawi menyarankan agar pemerintah minta uang pajak
kepada Gayus Tambunan yang saat ini.
“Ngapain
minta ke kita. Minta saja sama Gayus tuh. Dia banyak duitnya,” ucap
salah seorang pemilik warung dengan nada kesal yang enggan disebut
identitasnya, Kamis (2/12/2010). Mendengar kabar tersebut, ia terlihat
kaget. Pasalnya, hingga saat ini ia belum mendengar kabar pembayaran
pajak ini. Karena, ia beralasan, belum adanya sosialisasi dari
pemerintah DKI Jakarta.
Ia
menyayangkan sikap pemerintah yang terlalu dini untuk mengambil
kebijakan sepihak ini. Menurutnya, kebijakan ini semakin menyiksa
masyarakat kecil yang hanya mengandalkan dari penjualan nasi untuk
bertahan hidup. “Ada-ada saja pemerintah ini,” tandasnya.
Sederhana
memang pemikiran para kawula alit atau wong cilik, tak serumit etika
yang harus dipelajari para anggota dewan di Yunani belum lama ini.
Mungkin para rakyat sudah terlalu apatis untuk menyikapi apapun
kebijakan pemerintah, apalagi kebijakan yang membebani rakyat banyak.
Seorang
Gayus dengan uang miliaran ditangan bisa mengatur dan menundukan
aparat, bahkan tak jarang dalam praktek mafia hukum uang bisa membuat
para pemegang jabatan dan wewenang beralih profesi menjadi pelacur,
pelacur jabatan karena bisa dibeli dan diatur oleh uang oleh
pemberinya.
Tentu
bukan hal yang bijak membiarkan perompak kekayaan negara, para benalu
yang menghisap sari pati sumber dana negara itu berkeliaran bebas
sementara rakyat jelata dihisap darahnya dan tak diberi kesempatan
bernafas lebih lega dari segala himpitan birokrasi kompleks yang
menjadikan mereka tak bisa berkembang dengan baik. Dimana letak
keadilan?
sumber :http://ruanghati.com/
0 comments:
Post a Comment