Thursday, November 18, 2010

Xenoglossy: Bukti Kehidupan Lampau / reinkarnasi ?

Thursday, November 18, 2010
Di bawah pengaruh hipnotis, seorang perempuan dari Pennsylvania entah bagaimana ia dapat berkomunikasi dalam bahasa Swedia. Akan tetapi kemampuan bahasa Swedia mendadak ini bukan hasil dari belajar. Ketika berada di bawah keadaan tak sadarkan diri yang mendalam, ia berbicara menggunakan nada suaranya yang lebih rendah, mengaku sebagai Jensen Jacoby, penduduk Swedia yang lahir pada abad ke-17.

Kasus ini telah dipelajari secara mendalam oleh mendiang Dr. Ian Stevenson, mantan kepala Departemen Psikiatri dari Universitas Virginia dan penulis “Bahasa yang Tidak Dipelajari: studi baru pada Xenoglossy.”

Menurut Dr. Stevenson, dengan tanpa terlebih dahulu mempelajari atau mengenali bahasa, wanita ini pasti hanya dapat mempunyai pengetahuan bahasa Swedia bila dia mengingatnya dari kehidupan sebelumnya. Teori Dr. Stevenson didukung oleh kemampuan subjek dalam menyebutkan nama benda atau barang keseharian dari tempat dan waktu masa hidup yang dikatakan Jacoby.

Kasus xenoglossy ini bukan satu-satunya yang berkaitan dengan reinkarnasi kehidupan sebelumnya.

Pada 1953, Profesor P. Pal dari Universitas Itachuna di Bengal Timur, menemukan Swarniata Mishra, anak perempuan beragama Hindu berusia 4 tahun yang entah bagaimana dapat menari dan menyanyi di Bengali tanpa pernah mempunyai kontak apapun sebelumnya dengan kebudayaan tersebut. Anak itu menyatakan bahwa dulunya dia adalah gadis Bengali yang pernah diajari menari oleh sahabat karibnya.

Asal usul Xenoglossy

Meskipun sebagian orang menghubungkan kasus xenoglossy dengan cryptonesia, seperti halnya kemungkinan gadis muda Hindu yang punya hubungan terlupakan dengan budaya Bengali yang ada di sekitarnya, masih ada sejumlah kasus lain yang tidak dapat dijelaskan dengan baik.

Salah satu kejadian yang paling mengejutkan terjadi pada 1977. Narapidana negara bagian Ohio Billy Mulligan ditemukan memiliki dua kepribadian; satu indentitasnya sebagai Abdul, yang dapat berbicara bahasa Arab dengan sempurna; dan satunya lagi dipanggil Rugen yang dapat berkomunikasi dengan sempurna dalam bahasa Serbo-Croatia. Menurut dokter penjara, Mulligan tidak pernah meninggalkan Amerika Serikat, tempat di mana ia dilahirkan dan tumbuh sampai dewasa.

Demikian juga ahli Biologi Lyall Watson yang menggambarkan kasus anak laki-laki berumur 10 tahun bernama Indio Igarot yang ketika dalam keadaan setengah tak sadarkan diri dapat berkomunikasi dengan bahasa lidah Zulu yang dia sendiri belum pernah dengar sebelumnya.

Kasus baru-baru ini disebabkan oleh kecelakaan mobil. Sebelum kejadian pada 2007, pembalap Cekoslovakia bernama Mat?j Kus tidak bisa berbahasa Inggris sedikit pun. Namun setelah terbangun dari pingsan, paramedis dan orang yang ada di lokasi tabrakan menjadi tercengang ternyata Kus mendadak dapat berbicara bahasa Inggris secara jelas dan sempurna dengan logat British.

Namun kemampuannya itu tidak bertahan lama. Sekarang Kus kehilangan kemampuan bahasa Inggrisnya dan sedang belajar melalui studi konvensional.

Sebagian ilmuwan mengemukakan bahwa kasus-kasus seperti itu mungkin berasal dari warisan genetik, sedangkan yang lainnya mengajukan bahwa individu seperti ini mungkin saja terhubung secara telepati dengan bahasa asing melalui pembicara bahasa asing. Namun teori ini tidak didukung oleh penelitian yang luas, bukti dan studi oleh Dr. Stevenson.

Untuk mendukung ide ini, seorang psikolog Australia Peter Ramster, penulis “Mencari Kehidupan Lampau,” menemukan bahwa dia dapat berbicara bahasa Perancis secara lancar dengan muridnya Cynthia Henderson yang dihipnotis. Ketika muridnya keluar dari keadaan hipnotis, dia hanya dapat mempunyai pemahaman mendasar bahasa tersebut.

Dalam menyelidiki penjelasan xenoglossy yang lengkap, beberapa peneliti akhirnya sepakat dengan pemahaman Dr. Stevenson bahwa intinya mengarah pada kehidupan sebelumnya.
Menurut teori ini, setelah keadaan trauma, atau suatu keadaan terhipnotis, kepribadian yang dari kehidupan sebelumnya dapat muncul dan orang tersebut akan menunjukkan pengetahuan yang tidak mungkin diketahuinya dalam kehidupannya saat ini. Yang lain seperti peneliti Sarah Thompson, membantah bahwa bukti Dr. Stevenson sangat lemah untuk dapat digunakan membuat keputusan seperti itu.

Dari awalnya Dr. Stevenson juga sangat skeptis berkenaan dengan kasus hipnotis untuk menggali ingat an sebelumnya. Namun seiring dengan berjalannya waktu, dia menjadi salah seorang penulis yang paling banyak menghasilkan karyakarya tulisan pada subyek tersebut.

Dr. Stevenson mengalihkan perhatiannya kepada anak sebagai subyek. Dia menemukan bahwa mereka dapat lebih mudah mengingat kembali informasi dari inkarnasi sebelumnya tanpa memerlukan hipnotis atau melalui keadaan trauma untuk mengungkapkan kembali kehidupan lampau mereka.

Dr. Stevenson selalu mencatat deskripsi anak-anak tentang kehidupan lampau mereka dan membandingkannya dengan catatan kematian individu yang mereka deskripsikan. Dia bahkan membandingkan detil fisik yang tidak normal dari orang mati yang digambarkan anak-anak tersebut, misalnya tempat bekas luka dan tanda lahir. Informasi ini digabungkan dengan kasus xenoglossy, sehingga memberikan Dr. Stevenson bukti-bukti kehidupan lampau.

Bahasa dewata, bahasa roh jahat dan bahasa yang hilang

Meskipun kehidupan lampau tidak dapat mencakup semua kasus xenoglossy. Dalam beberapa contoh, seseorang dapat berbicara dalam bahasa yang dimengerti sebagai wujud manipulasi kehidupan dari alam lain dengan berbagai tujuan. Mirip dengan kasus kerasukan atau kasus berhubungan dengan kehidupan baik dari tingkat kehidupan lebih tinggi.

Hasilnya bahkan dapat lebih mencurigakan ketika subyek ternyata dapat berbicara dan menulis dalam bahasa Atlantis, sesuatu yang tak dapat dibayangkan sebelumnya, atau bahkan bahasa Mars, seperti kasus yang dicatat oleh penyelidik T. Flournoy pada 1899, ketika seorang subyek bernama

“Helen” berbicara dalam bahasa planet merah, selain itu juga bahasa Hindi dan Perancis. Sebagai kasus yang melibatkan bahasa dari benua yang hilang atau planet terdekat - yang sulit dibuktikan kebenarannya, xenoglossy juga merupakan manifestasi dari bahasa yang hilang, bahasa kuno, atau dialek yang jarang ada.

Kasus serupa melibatkan seorang anak Inggris bernama Rosemary yang mana pada saat dalam keadaan setengah sadar mengaku sebagai Telika-Ventlu. Pada 1913, dia mengatakan berasal dari 1400 tahun setelah masehi, menulis dan berbicara dalam logat Mesir kuno yang hanya dapat dikenali atau dipahami oleh sedikit ahli bahasa di dunia.

Selagi fenomena xenoglossy membangkitkan minat banyak orang, memikirkan asal dari kemampuan seperti itu adalah lebih menarik lagi. Seandainya teori Dr. Stevenson dan para peneliti lain cukup berani untuk menyelidiki kebenaran fenomena tersebut, maka ide yang mereka tawarkan adalah lebih misterius dari pada fenomena itu sendiri.

Apakah xenoglossy itu hasil dari kehidupan lampau, atau adanya keterlibatan makhluk dari dimensi lain? Dan bila demikian, mengapa? Apakah makhluk ini punya informasi penting dari dimensi lain untuk diberikan kepada kita atau apakah fenomena ini hanya sekedar ada untuk digunakan sebagai kunci pembuka dalam memasuki pemahaman yang lebih tinggi terhadap keberadaan dunia kita?
sumber :http://www.erabaru.or.id/k_07_art_921.html
Cara Cepat HamilCafe Bisnis OnlineProgram Affiliate IndowebmakerProgram Affiliate Indowebmaker Rahasia Flip Klik Disini
Tempat Download Film BokepPayudaraTubuh Sexy Wanita Berbalut HandukMengigit

0 comments:

Post a Comment