Ikan purba Indonesia yang berusia 35 juta tahun dan dikenal dengan nama sebutan "Raja Laut" atau Coelacanth, dipamerkan kepada publik Jepang di Aquamarine Fukushima.
Menurut Direktur Eksekutif Aquamarina Fukushima, Yoshotaka Abe, pihaknya meminjam ikan yang berasal dari perairan di Teluk Manado, Sulawesi Utara, untuk melengkapi sementara koleksi yang ada dan memberikan pengetahuan kepada masyarakat Jepang mengenai kekayaan alam dan ikan di laut.
Selain
itu, kata Abe, pameran mengenai ikan "Raja Laut" itu juga bertepatan
dengan peringatan 50 tahun hubungan Indonesia-Jepang, sehingga melalui
pameran keilmuan dan rekreasi ini bisa diperkenalkan mengenai Indonesia
dan kekayaan alamnya yang luar biasa.
"Ini tentu saja amat menarik masyarakat Jepang yang juga merupakan negara kelautan," katanya.
Pengunjung yang datang ke kompleks bernama resmi Fukushima Ocean Scientific Museum itu, terlihat antusias menyaksikan ikan purba yang berusia 35 juta tahun tersebut.
Meskipun
tidak lagi dalam keadaan hidup, ikan dengan nama "Latimeria
Menadoensis" itu tetap banyak menarik minat orang sehingga
berdesak-desakan hanya untuk menyaksikan jasad ikan purba yang amat
langka tersebut.
Menurut Prof. DR.Kawilatang Masengi, Dekan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Sam Ratulangi Manado, upaya mendatangkan ikan Coelacanth merupakan kerjasama yang kesekian kalinya dengan pihak Jepang, khususnya Aquamarine Fukushima, yang juga memiliki banyak perhatian terhadap konservasi hewan langka dan juga menjadi pusat penelitian masalah kelautan.
Ia menambahkan bahwa Indonesia dan Jepang juga perlu bersama-sama meningkatkan kegiatan riset sehingga bisa memperkaya kegiatan konservasi kelautan kedua negara.
Aquarium Fukushima yang berlokasi di pusat kota Fukushima (sekitar 250 km utara Tokyo) itu juga ikut melestarikan species ikan langka dan tumbuhan langka lainnya. Selain sebagai museum dan tempat rekreasi, Aquamarine juga menjadi pusat riset kelautan di Jepang.
"Raja Laut" versi Indonesia ini juga tergolong sebagai species yang unik karena warna kulitnya bukanlah kebiruan, seperti umumnya ikan Coelacanth, melainkan berwarna coklat. (*)
0 comments:
Post a Comment