Kadangkala
pendaki yang berada di kawasan alun-alun Surya Kencana akan mendengar
suara kaki kuda yang berlarian, tapi kuda tersebut tidak terlihat
wujudnya. Konon, kejadian ini pertanda Pangeran Surya Kencana datang ke
alun-alun dengan dikawal oleh para prajurit. Selain itu para pendaki
kadang kala akan melihat suatu bangunan istana.
Alun-alun
Surya Kencana berupa sebuah lapangan datar dan luas pada ketinggian
2.750m dpl, di sebelah timur puncak Gede, merupakan padang rumput dan
padang edelweiss. Surya Kencana adalah nama seorang putra Pangeran Aria
Wiratanudatar (pendiri kota Cianjur) yang beristrikan seorang putri jin.
Pangeran Surya Kencana memiliki dua putra : Prabu Sakti dan Prabu
Siliwangi.
Kawasan
Gunung Gede merupakan tempat bersemayam Pangeran Surya Kencana. Beliau
bersama rakyat jin, menjadikan alun – alun sebagai lumbung padi yang
disebut Leuit Salawe, Salawe Jajar, dan kebun kelapa salawe tangkal,
salawe manggar.
Petilasan
singgasana Pangeran Surya Kencana berupa sebuah batu besar berbentuk
pelana. Hingga kini, petilasan tersebut masih berada di tengah
alun-alun, dan disebut Batu Dongdang yang dijaga oleh Embah Layang
Gading. Sumber air yang berada di tengah alun-alun, dahulu merupakan
jamban untuk keperluan minum dan mandi.
Di
dalam hutan yang mengitari Alun-alun Surya Kencana ini ada sebuah situs
kuburan kuno tempat bersemayam Prabu Siliwangi. Pada masa pemerintahan
Prabu Siliwangi yang menguasai Jawa Barat, terjadi peperangan melawan
Majapahit. Selain itu Prabu Siliwangi juga harus berperang melawan
Kerajaan Kesultanan Banten. Setelah menderita kekalahan yang sangat
hebat Prabu Siliwangi melarikan diri bersama para pengikutnya ke Gunung
Gede.
Sekitar
gunung Gede banyak terdapat petilasan peninggalan bersejarah yang
dianggap sakral oleh sebagian peziarah, seperti petilasan Pangeran
Suryakencana, putri jin dan Prabu Siliwangi. Kawag Gunung Gede yang
terdiri dari, Kawah Ratu, Kawah Lanang, dan Kawah Wadon, dijaga oleh
Embah Kalijaga. Embah Serah adalah penjaga Lawang Seketeng (pintu jaga)
yang terdiri atas dua buah batu besar. Pintu jaga tersebut berada di
Batu Kukus, sebelum lokasi air terjun panas yang menuju kearah puncak.
Eyang
Jayakusumah adalah penjaga Gunung Sela yang berada disebelah utara
puncak Gunung Gede. Sedangkan Eyang Jayarahmatan dan Embah Kadok menjaga
dua buah batu dihalaman parkir kendaraan wisatawan kawasan cibodas.
Batu tersebut pernah dihancurkan, namun bor mesin tidak mampu
menghancurkannya. Dalam kawasan Kebun Raya Cibodas, terdapat petilasan/
makam Eyang Haji Mintarasa.
Pangeran
Suryakencana menyimpan hartanya dalam sebuah gua lawa/walet yang berada
di sekitar air terjun Cibeureum. Gua tersebut dijaga oleh Embah Dalem
Cikundul. Tepat berada di tengah-tengah air terjun Cibeureum ini
terdapat sebuah batu besar yang konon adalah perwujudan seorang pertapa
sakti yang karena bertapa sangat lama dan tekun sehingga berubah menjadi
batu. Pada hari kiamat nanti barulah ia akan kembali berubah menjadi
manusia.
0 comments:
Post a Comment