Ujang bunuh diri diduga karena frustasi atas penyakit asmanya yang tak kunjung sembuh. Aksi bunuh diri Ujang ini membuat pasien, suster dan dokter rumah sakit itu kaget. Apalagi mereka melihat korban tewas dengan luka parah di kepala.
Kapolsek Leuwiliang, Komissaris Djumangin mengatakan, korban bunuh diri karena frustasi dengan penyakit asmanya yang tak kunjung sembuh. Korban sudah sering bolak-balik dirawat di rumah sakit.
"Penyakit asma ini sejak kecil," ungkapnya, kepada wartawan, Senin 10 Januari 2011.
Dia mengatakan, pada pukul 01.00 WIB, sebelum terjun di kamar 3B, Ujang sempat minta ayahnya, Tirta, 71 tahun, untuk membuka jendela dengan alasan udaranya panas.
Namun, setelah jendelanya dibuka, Ujang yang memiliki anak satu ini meminta ayahnya agar tidur di salah satu kasur pasien yang kosong.
Ayahnya tak curiga. Namun saat Tirta tidur di kasur kosong, ternyata Ujang meloncat. Tirta sempat menarik anaknya, tapi yang terpegang cuma kakinya. Ia tak kuat, akhirnya terlepas juga.
Kini, polisi telah memeriksa tiga orang yang menunggui korban. Mereka adalah Tirta, Iyah (ibu korban) dan anak Ujang, Muharomah. "Korban sudah depresi berat karena penyakitnya itu,” tegasnya.
Laporan: Ayatullah Humaeni | Bogor
• VIVAnews
0 comments:
Post a Comment